KEAJAIBAN DI TUBUH KITA
1. 'Mata Yang Setengah-Jadi Tak Bisa Melihat'
Apa yang terbersit di benak anda
manakala mendengar kata 'mata'? Sadarkah anda bahwa salah satu hal terpenting
dalam kehidupan adalah kemampuan untuk melihat? Jika menyadarinya, sudahkan
anda memikirkan tanda-tanda lain yang terkandung dalam mata anda?
Mata adalah sepotong bukti yang
paling nyata bahwa makhluk-makhluk hidup diciptakan. Semua organ penglihatan,
termasuk mata binatang dan mata manusia, merupakan contoh yang sangat menonjol
perihal rancangan yang sempurna. Organ istimewa ini amat rumit sampai-sampai
mengungguli peralatan tercanggih di dunia ini.
Supaya mata dapat melihat, semua
bagiannya harus bekerja sama secara serasi. Sebagai misal, jika mata kehilangan
kelopak, tetapi masih mempunyai semua bagian lain seperti kornea, selaput
penghubung, selaput pelangi, biji mata, lensa mata, retina, selaput koroid, urat
mata, dan kelenjar airmata, itu pun sudah amat rusak dan akan segera kehilangan
fungsi penglihatannya. Begitu pula, jika produksi airmata berhenti, maka mata
akan segera kering dan menjadi buta kendati semua organ lain masih ada.
'Rantai kebetulan' yang diajukan
oleh para evolusionis kehilangan semua maknanya menghadapi susunan rumit ini.
Mustahil menjelaskan keberadaan mata kecuali sebagai zat ciptaan istimewa. Mata
itu memiliki sistem rumit dengan banyak bagian dan, sebagaimana dibahas di
atas, semua bagian pembentuk ini pasti menjadi ada pada waktu yang sama.
Mustahil mata yang setengah-jadi berfungsi pada 'setengah melihat'. Pada
keadaan-keadaan semacam ini, peristiwa penglihatan tak bisa berlangsung sama
sekali. Seorang ilmuwan evolusionis menerima kebenaran ini:
Ciri umum mata dan sayap adalah
hanya berfungsi jika tersusun sepenuhnya. Dengan kata lain, mata yang
setengah-jadi tidak bisa melihat; burung dengan sayap setengah-sayap tidak
dapat terbang.
Dalam hal ini, kita menghadapi
lagi pertanyaan yang sangat penting: siapa yang menciptakan semua unsur mata
sekaligus?
Pemilik mata tentu saja bukan
orang yang membuat putusan mengenai pembentukannya. Karena bagi yang tiada
berpengetahuan tentang seperti apakah penglihatan itu tidak mungkin berhasrat
untuk mempunyai organ penglihatan dan melekatkannya pada tubuhnya. Jadi, kita
harus menerima keberadaan Pemilik Yang Maha Bijaksana yang menciptakan makhluk
hidup dengan indera seperti penglihatan, pendengaran, dan sebagainya. Ada pernyataan lain bahwa
sel-sel yang tak bernyawa bisa mencapai fungsi yang mensyaratkan nyawa seperti
penglihatan dan pendengaran dengan kehendak dan upaya mereka sendiri. Sangatlah
jelas bahwa ini mustahil. Dalam Al-Qur'an, dinyatakan bahwa penglihatan
dilimpahkan kepada makhluk hidup oleh Allah:
Katakanlah: Dialah Yang telah
menjadikan kamu dan membuatkan untuk kamu pendengaran, penglihatan, dan hati
nurani; sedikit sekali kamu bersyukur. (Surat
al-Mulk, 23)
2. Pasukan di Dalam Tubuh Manusia
Setiap hari, berlangsung
pertempuran di bagian terdalam raga yang tidak anda rasakan. Di satu pihak,
virus dan bakteri bermaksud menyerbu tubuh anda dan mengambil kendali terhadapnya
dan di pihak lain, sel-sel kekebalan melindungi tubuh dari musuh-musuh ini.
Musuh-musuh ini menunggu dalam
keadaan siap-serang untuk memasuki kawasan yang mereka tuju; begitu ada
kesempatan, mereka menuju kawasan sasaran. Namun demikian, para prajurit
kawasan sasaran yang berdisiplin, tertata dan kuat itu tidak mudah menyerah
kepada musuh. Pertama, para prajurit (fagosit) yang menelan dan menahan pasukan
musuh itu tiba di medan
tempur. Walau begitu, kadang-kadang pertempuran tersebut lebih liat daripada
kemampuan tempur prajurit-prajurit ini. Pada keadaan semacam ini,
prajurit-prajurit lain (makrofaga) dikerahkan. Keterlibatan mereka menyebabkan
kehebohan di kawasan sasaran dan para prajurit lain (sel T pembantu) pun
dipanggil untuk bertempur.
Prajurit-prajurit ini sangat
mengenal penghuni setempat. Mereka dengan cepat bisa membedakan pasukan mereka
sendiri dari pasukan musuh. Mereka segera mengerahkan prajurit (sel-sel B) yang
ditugaskan untuk memproduksi senjata. Para
serdadu ini mempunyai kemampuan luar biasa. Meskipun mereka tidak pernah
melihat musuh, mereka dapat menghasilkan senjata yang akan menyebabkan musuh
tak berdaya. Di samping itu, mereka mengangkut senjata-senjata yang mereka
hasilkan itu sejauh semestinya. Selama perjalanan dalam tugas yang sulit ini
mereka berhasil tidak menyebabkan kerusakan apa pun pada mereka sendiri atau
pada sekutu-sekutu mereka. Kemudian, tim penyerang (sel-sel T pembunuh)
menyiangi jalan. Mereka membongkar bahan beracun yang mereka angkut sendiri ke
lokasi tergenting musuh. Bila menang, sekelompok prajurit lain (sel-sel T
pendesak) tiba di medan
tempur dan mengirimkan semua serdadu mereka kembali ke barak mereka. Para
prajurit yang tiba di medan
tempur terakhir (sel-sel memori) mencatat semua informasi yang relevan mengenai
musuh, sehingga bisa dipakai di kejadian penyerbuan serupa di masa mendatang.
Pasukan hebat yang dibahas di
atas tersebut ialah sistem kekebalan di tubuh manusia. Segala hal yang
dijelaskan tersebut dilakukan oleh sel-sel mikroskopik yang tak terlihat dengan
mata telanjang. (Untuk informasi lebih lanjut, silakan lihat Harun Yahya, For
Men of Understanding, "The Signs in the Heaven and the Earth".)
Berapa banyak orang yang sadar
bahwa mereka memiliki pasukan yang tertata, berdisiplin, dan sempurna di dalam
tubuh mereka? Berapa banyak dari mereka yang sadar bahwa mereka dikelilingi
dari semua sisi oleh mikroba-mikroba yang, jika tak terhalang, akan menyebabkan
mereka menderita penyakit yang parah atau bahkan meninggal? Sesungguhnya,
terdapat banyak mikroba yang berbahaya di udara yang kita hirup, di air yang
kita minum, di makanan yang kita makan, dan di permukaan benda yang kita
sentuh. Walaupun seseorang tak menyadari semua itu, sel-sel tersebut di
tubuhnya berupaya sekuat tenaga untuk menyelamatkannya dari penyakit yang
mungkin bahkan bisa menimbulkan kematiannya.
Kemampuan semua sel kekebalan
untuk membedakan sel-sel musuh dari sel-sel tubuh, kemampuan sel-sel B untuk
menyiapkan senjata selama dibutuhkan tanpa merugikan sel-sel tubuh lainnya,
terpenuhinya tugas sel-sel penerima sinyal secara komplit tanpa masalah apa pun
segera seusai mereka selesaikan pekerjaan mereka, dan kemampuan sel-sel memori
tersebut hanyalah beberapa ciri istimewa sistem ini.
Karena semua alasan itu, cerita
pembentukan sistem kekebalan tak pernah diangkat oleh para penulis evolusionis.
Dengan berfungsinya penyakit atau
tanpa sistem kekebalan, sangatlah sulit bagi seseorang untuk bertahan hidup
karena ia akan terbuka bagi semua mikroba dan virus di dunia luar. Saat ini,
orang seperti ini hanya bisa hidup dalam ruang khusus tanpa kontak langsung
dengan apa pun di luar ruang. Karena itu, tanpa sistem kekebalan, tak mungkin
seseorang bertahan hidup di lingkungan primitif. Ini mengarahkan kita kepada
fakta bahwa suatu sistem yang sangat rumit semacam sistem kekebalan hanya bisa
diciptakan seluruhnya sekaligus dengan semua unsurnya.
3. Sistem Terencana Secara Rinci
Bernafas, makan, berjalan, dan
lain-lain merupakan fungsi manusia yang amat alamiah. Namun kebanyakan orang
tidak memikirkan bagaimana tindakan-tindakan dasar ini berlangsung. Sebagai
contoh, bila anda makan buah, anda tidak memikirkan bagaimana makanan ini bisa
bermanfaat bagi tubuh anda. Satu-satunya hal di benak anda adalah memakan
makanan yang menyehatkan; pada saat yang sama, tubuh anda terlibat dalam suatu
proses luar biasa yang sangat rinci dengan tujuan menjadikan makanan ini
sesuatu yang menyehatkan.
Sistem pencernaan yang
melangsungkan proses rinci ini mulai berfungsi segera sesudah sepotong makanan
masuk ke dalam mulut. Dengan terlibat dalam suatu sistem sejak awal-mula, air
liur membasahi makanan dan mempermudah pengunyahannya oleh gigi dan peluncurannya
melalui kerongkongan.
Kerongkongan membantu
pengangkutan makanan ke perut dengan bekerjanya suatu keseimbangan yang
sempurna. Di sini, makanan itu dicerna dengan asam hidroklorik yang terdapat di
perut. Asam ini sangat kuat sehingga mampu melarutkan tidak hanya makanan,
tetapi juga dinding perut. Tentu saja, kerusakan semacam ini tidak
diperbolehkan di sistem yang sempurna ini. Suatu keluaran yang disebut lendir
yang keluar selama pencernaan itu menutupi seluruh dinding perut dan memberikan
perlindungan yang sempurna melawan pengaruh buruk asam hidroklorik. Jadi, perut
tercegah dari penghancuran diri-sendiri.
Bagian lain dari sistem
pencernaan itu terencana juga. Potongan-potongan makanan berfaedah yang
dilumatkan dengan sistem pencernaan itu diserap oleh dinding usus kecil dan
memasuki pembuluh darah. Permukaan-dalam usus kecil ini ditutupi dengan sulur
mungil yang disebut 'vilus'. Di puncak sel-sel ini di atas vilus adalah
panjangan mikroskopik yang disebut mikrovilus. Panjangan-panjangan ini berfungsi
sebagai pompa untuk menyerap gizi. Beginilah cara penyerapan gizi oleh
pompa-pompa yang disampaikan semuanya ke seluruh tubuh dengan sistem peredaran.
Hal yang layak diperhatikan di
sini adalah bahwa evolusi sama sekali tidak bisa menjelaskan sistem yang baru
saja diringkas dengan singkat ini. Menurut teori evolusi, organisme yang rumit
itu berkembang dari keadaan primitif melalui akumulasi perubahan susunan
kecil-kecilan secara bertahap. Bagaimanapun, sebagaimana telah dinyatakan
dengan jelas, sistem di dalam perut tidak mungkin terbentuk selangkah demi
selangkah. Ketiadaan satu faktor saja akan menimbulkan kematian organismenya.
Tatkala makanan diterima masuk ke
dalam perut, getah-perut memperoleh kemampuan untuk melumatkan makanan sebagai
hasil dari serangkaian perubahan kimiawi. Kini, bayangkanlah makhluk hidup yang
dalam suatu proses yang katanya evolusi; dalam tubuhnya tidak mungkin terjadi
transformasi kimiawi yang terencana semacam itu. Makhluk hidup ini tidak bisa
memperoleh kemampuan ini, sehingga tidak bisa mencerna makanan yang dimakannya
dan akan kelaparan sampai mati dengan setumpuk makanan di perutnya.
Selain itu, selama pengeluaran
asam pelarut ini, dinding perut harus menghasilkan keluaran yang disebut lendir
pada saat itu juga. Kalau tidak, asam di dalam perut ini akan meremukkan perut.
Karena itu, supaya kehidupan berlanjut, perut harus mengeluarkan keduanya (asam
dan lendir) pada waktu yang bersamaan. Ini memperlihatkan bahwa yang pasti
terjadi sebetulnya bukan evolusi secara kebetulan setahap demi setahap,
melainkan suatu penciptaan terencana dengan semua sistemnya.
Semua ini menunjukkan bahwa raga
manusia mirip pabrik besar yang tercipta dari banyak mesin kecil yang bekerja
bersama-sama dengan keserasian yang sempurna. Sebagaimana pabrik-pabrik yang
memiliki perancang, insinyur, dan perencana, tubuh manusia pun memiliki
Pencipta Yang Agung.
Sumber: www.harunyahya.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar